JUNI, 25 2025 - 06.30 | Redaksi PARAMIDSN.
PARAMIDSN.com | Mamalia langka echidna moncong panjang Attenborough atau landak semut akhirnya kembali teridentifikasi. Hewan purba yang bertelur ini ditemukan di jantung hutan hujan Indonesia, tepatnya di Pegunungan Cyclops, Papua. Penemuan mengejutkan ini membawa harapan baru bagi konservasi keanekaragaman hayati, serta mengukuhkan Indonesia sebagai rumah dari salah satu spesies paling unik di planet ini.
Satu-satunya bukti kehadiran spesies ini hanyalah satu spesimen mati yang kini disimpan di ruang koleksi Naturalis, museum sejarah alam di Belanda. Namun pada tahun 2023, misi eksplorasi ilmiah oleh Universitas Oxford menuju Pegunungan Cyclops di ketinggian 2.000 meter menjadi titik balik.
Tim ilmuwan menggunakan teknologi kamera Trap modern yang dipasang di area seluas 7 km persegi. Kamera-kamera ini diletakkan secara strategis di jalur hewan, punggungan bukit, dan lokasi-lokasi yang menunjukkan tanda khas echidna, seperti lubang “nose pokes”—jejak berbentuk lubang yang dibuat saat echidna mencari mangsa di bawah tanah.
Tak hanya mengandalkan teknologi, penelitian ini juga menggabungkan pengetahuan lokal dari masyarakat adat yang selama bertahun-tahun melaporkan keberadaan hewan misterius ini. Sejak tahun 2007, indikasi keberadaan echidna mulai bermunculan, tapi baru pada 2023 bukti kuat berhasil dikumpulkan.
Hasilnya luar biasa: kamera berhasil menangkap 110 foto dari 26 kejadian terpisah. Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa echidna hidung panjang masih hidup dan beraktivitas di habitat alaminya.
Menurut tim ilmuwan dari Universitas Oxford, “Setelah tidak tercatat selama 62 tahun, kami menyajikan bukti ilmiah pertama tentang kelangsungan hidupnya hingga saat ini.
Kemunculan kembali echidna ini sangat penting, tidak hanya karena keunikannya, tetapi juga karena nilai evolusioner yang dikandungnya. James Kempton, ahli biologi dari Universitas Oxford, menekankan bahwa penemuan ini penting untuk pelestarian sejarah evolusi yang unik. Kini, Pegunungan Cyclops di Indonesia menjadi satu-satunya habitat yang diketahui masih dihuni spesies ini. “Secara historis, spesies ini ditemukan di Pegunungan Oenaka, Papua Nugini, namun saat ini satu-satunya tempat yang terkonfirmasi sebagai habitatnya adalah di Cyclops,” tulis tim peneliti dalam jurnal ilmiah NPJ Biodiversity.
Penemuan echidna moncong panjang Attenborough ini bukan hanya kabar baik bagi dunia sains, tetapi juga panggilan bagi upaya konservasi yang lebih serius terhadap keanekaragaman hayati Indonesia.
Penulis : Ali Ma'ruf
Editor : Suaizam