Juni 2, 2025-04.35| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Flavipennis. 

Nama Lokal : Cica-daun Filipina

Penemu : (Tweeddale, 1878) 

Sinonim: Cica Daun, Cucak ijo, Cica-daun Filipina. 

Biogeografi : Filipina (Mindanao, Leyte, dan Cebu). 

Ekologi (Habitat) : Hutan Tropis

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. flavipennis

Status Konservasi: CR (Criticaly Endangered/ Kritis). 

Morfologi : 

Panjang sekitar 18-19 cm. 

Fisiologi : Paruhnya yang berwarna cokelat. 

Burung berukuran sedang. 

Secara keseluruhan berwarna hijau cerah. 

Dada dan wajah berwarna hijau pucat. Tenggorokan, lingkaran mata, dan tepi sayap berwarna kekuningan.

Ujung sayap serta kaki berwarna hitam. 

Sayapnya memiliki garis kuning yang dibentuk oleh pinggiran primer kuning.

Mereka memiliki ekor dan tubuh yang relatif panjang. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal/Nocturnal

Diet (Makanan) : Mencari makan di tajuk pohon yang tinggi dan memakan pohon yang berbunga dan berbuah. Ia juga pernah terlihat memakan serangga. 

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi : Burung daun diberi nama demikian karena bulunya yang sebagian besar berwarna hijau menyatu dengan baik dengan habitat tropisnya, di mana daun hijau dan bunga-bunga cerah di tajuk pohon menyediakan kamuflase yang sempurna bagi burung-burung ini

Penulis: Suaizam

Editor : Ali Ma'ruf

Referensi : 

https://birdsoftheworld.org/bow/species/philea1/cur/introduction

Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN Vol 3 Burung. 

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung

Foto by app : Inaturalist | benoit segerer

Juni 3,/ 2025-17.35| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Palawanensis. 

Nama Lokal : Cica-daun leher Kuning

Penemu : (Sharpe, 1876).

Sinonim: Cica Daun, Cucak ijo, Cica-daun Filipina. Cica daun leher kuning

Biogeografi : Filipina Balabac, Busuanga, Palawan, dan Calamian.

Ekologi (Habitat) : Hutan Iklim Sedang/Dataran Rendah. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. Palawanensis.

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah) 

Morfologi : 

Panjang sekitar 18-19 cm. 

Fisiologi : Secara keseluruhan berwarna hijau cerah, bagian bawah lebih pucat. Tenggorokannya dan dada bagian atas berwarna kuning.

Lingkaran mata, bahu, tepi sayap berwarna biru.

Garis pendek di bawah pangkal paruh. 

Paruh, ujung sayap, dan kaki berwarna hitam. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal

Diet (Makanan) : Biasanya mencari makan sendiri, tetapi juga bergabung dalam kawanan spesies campuran, sering kali dengan burung bulbul, untuk mencari buah-buahan dan biji-bijian. 

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi : Burung daun diberi nama demikian karena bulunya yang sebagian besar berwarna hijau menyatu dengan baik dengan habitat tropisnya, di mana daun hijau dan bunga-bunga cerah di tajuk pohon menyediakan kamuflase yang sempurna bagi burung-burung ini

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : Suaizam

Referensi : 

Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN Vol 3 Burung. 

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung

Foto by : ebird.org/Ashley Kern. 

Juni 4,/ 2025-07.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Sonnerati

Nama Lokal : Cica-daun besar

Penemu :  Jardine & Selby, 1827.

Sinonim:  Cica Daun, Cucak ijo,

Biogeografi : Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) 

Ekologi (Habitat) : Hutan Iklim Sedang/Dataran Rendah. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. Sonnerati

Status Konservasi:  EN (Endangered/Genting) 

Morfologi : 

Panjang sekitar 22 cm. 

Fisiologi : Seperti cica-daun pada umumnya, seluruh tubuhnya didominasi warna hijau terang (hijau daun). 

Sayap & ekor berwarna hitam berkilau. Tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau. 

Perbedaan dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung jantan. 

Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. 

Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.

 Iris mata berwarna cokelat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi : Burung Cica /Cica makanan utamanya adalah pisang, burung ini juga mengonsumsi serangga kecil dan kroto. Hobiis juga biasanya menambahkan "pur" (voer) sebagai tambahan makanan. Burung ini rentan terhadap panas dan perjalanan jauh.

Biasanya Burung Cica Hijau juga di buat untuk kontes perlombaan Kicaumania di Indonesia. 

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : Suaizam

Referensi : 

Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN Vol 3 Burung. 

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung. 

Foto by : PARAMIDSN 

Juni 4,/ 2025-08.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Cyanopogon. 

Nama Lokal : Cica-Daun Kecil

Penemu : (Temminck, 1829).

Sinonim: Cica Daun, Cucak ijo,

Biogeografi : Brunei, Malaysia,Myanmar, Singapore,Indonesia (Sumatera, Kalimantan) 

Ekologi (Habitat) : Hutan Iklim Sedang/Dataran Rendah. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. Cyanopogon. 

Status Konservasi:  NT (Near Threatened/Hampir terancam). 

Morfologi:

Panjang sekitar 17-18 cm.

Fisiologi : Cica daun kecil dan cica daun besar, dapat dibedakan dari topeng hitam yang lebih sempit dan sedikit warna kuning di dahi .  

Serta Tidak adanya warna biru di sayap membedakannya dari cica daun sayap-biru dan cica daun Kalimantan .

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari.

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi :  Hilang nya habitat serta permintaan pasar yang berlebih guna untuk perlombaan satwa menguat status cica hijau kecil hampir terancam.

Penulis : M. Sifa Ramadhan

Editor : Ali Maruf

Referensi : 

Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN Vol 3 Burung. 

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung

Foto by app Inaturalist : johnlerond

Juni 4,2025 - 19.00| PARAMIDSN. 

Nama Ilmiah : Chloropsis Cyanopogon Septentrionalis

Nama Lokal : Cica-Daun Kecil Utara

Penemu : (Robinson dan Kloss, 1919)

Sinonim: Cica Daun, Cucak ijo, Murai Daun

Biogeografi : Thailand , Myanmar , dan sebagian Laos . 

Ekologi (Habitat) : Hutan Iklim Sedang/Dataran Rendah. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. Cyanopogon Septentrionalis

Status Konservasi:  LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi :

Panjang sekitar 20 cm. 

Fisiologi : Bulu berwarna hijau cerah. 

Tanda wajah biru. 

Bercak sayap kuning.

Mata gelap dengan ekspresi hidup. 

Paruhnya pendek dan kokoh untuk berpesta buah-buahan. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi :  Aktivitas manusia, seperti penebangan dan perluasan lahan pertanian, telah mengganggu habitat alami Burung Daun Hijau Kecil (Utara) .

Penulis :  Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramadhan

Referensi : 

Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN Vol 3 Burung. 

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung. 

https://ebird.org/species/leglea1

Foto by ebird.Org : Ayuwat Jearwatanakanok. 

Juni 5,2025 - 20.30 | PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Trimeresurus Albolabris. 

Nama Lokal : Ular Bangkai Laut, Ular Viper Hijau, oray bungka, oray majapait (Sunda.), ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jawa.), ulah sanggit (Lombok), Sawa tarihu atau juga Cindalu (Bima Dompu). 

Penemu : David and Vogel, 1997.

Sinonim: Trimesurus albolabris GREY 1842: 48.Trigonocephalus viridis — MÜLLER & SCHLEGEL 1842 (nec Vipera viridis DAUDIN 1803) (partim). ;Trigonocephalus rhodostoma —MÜLLER & SCHLEGEL 1844: 51. ;Trigonocephalus gramineus — CANTOR 1847 (nec Coluber gramineus SHAW 1802).; Trimesurus albolabris — GREY 1849.;Bothrops erythrurus — LIDTH DE JEUDE 1890 (necTrigonocephalus erythrurus CANTOR 1839). ; Trimeresurus purpureomaculatus var. bicolor) — BOULENGER 1890 (nec Trimeresurus bicolor GREY 1853. ; sinonim dari Trigonocephalus erythrurus CANTOR 1839.Trimeresurus gramineus — BOULENGER 1890.(nec Coluber gramineus SHAW 1802).Bothrops erythrurus — COPE 1895: 427. ; Lachesis gramineus — BOULENGER 1896 (nec Coluber gramineus SHAW 1802). Lachesis gramineus albolabris — MELL 1922. ;Lachesis grammineus (sic) — BRONGERSMA 1929. Trimeresurus gramineus albolabris — MELL 1929; Trimeresurus albolabris — PAUS & PAUS 1933. ; Trimeresurus albolabris albolabris — KRAMER 1977. ;Colober gramineus — RAFFLES 1822 (nec Coluber gramineus SHAW 1802) (partim). ; Trimeresurus albolabris albolabris — WELCH 1994: 113. ;Trimeresurus albolabris — MANTHEY & GROSSMANN 1997: 407. ;Trimeresurus albolabris albolabris — COX dkk. 1998: 20.; Trimeresurus albolabris — MCDIARMID, CAMPBELL & TOURÉ 1999: 329.;Cryptelytrops albolabris — MALHOTRA & THORPE 2004. ; Cryptelytrops albilabris — CUNDALL 2009. ;Trimeresurus (Trimeresurus) albolabris — DAVID dkk. 2011. ;Trimeresurus albolabris - WALLACH dkk. 2014: 740.; Cryptelytrops albolabris - CHAN-ARD dkk. 2015: 284. ;Trimeresurus albolabris - WANG dkk. 2022. ;Trimeresurus (Trimeresurus) albolabris— MIRZA dkk. 2023.

Biogeografi : Nepal, Bhutan, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam (Hoa Binh, Yen Bai, Hai Phong dll), S China (dari Yunnan timur ke Guangdong dan Hainan, utara ke Anhui; Fukien, Kwangsi, Fujian), Indonesia (Sumatera, Jawa, Lombok, Sumbawa, Komodo, Sumba, Flores, Roti, Wetar, Kisar). 

menurut David & Vogel:

albolabris: Indonesia (Bangka, Sumatra, Jawa, Kalimantan [?], Madura, Sulawesi ?); Kamboja; Hongkong; India (termasuk Kepulauan Nikobar); Laos; Makau; Myanmar; Tiongkok (termasuk Hainan); Thailand; Vietnam. 

Ekologi (Habitat) : Arboreal 

- Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil. 

- Hutan Pinus , termasuk hutan kecil. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota. 

Kingdom: Animalia. 

Phylum: Chordata. 

Class: Reptilia.

Order: Squamata. 

Suborder: Serpentes. 

Family: Viperidae. 

Genus: Trimeresurus. 

Species: T. Albolabris. 

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : Panjang 60-80 cm. 

Fisiologi : Kepala jelas menjendol besar, seperti seekor kodok yang ‘tertancap’ di atas leher yang mengecil. Memiliki dekik pipi (loreal pit) yang besar dan menyolok di belakang lubang hidung di depan mata. Panjang ular jantan sekitar 60 cm dan yang betinanya bisa mencapai 80 cm. Berekor kecil pendek, sekitar 10–13 cm, tetapi kuat ‘memegang’ ranting yang ditempatinya (prehensile tail).

Ekologi (Tingkah Laku) : Nocturnal mencari mangsa di malam hari. 

Diet (Makanan) : katak, kadal, burung dan mamalia kecil.

Reproduksi : Ovovivipar. 

Musim Reproduksi : November- Desember

Jumlah Anak/Telur : 25 ekor. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 20 Tahun. 

Domestikasi : Gigitan ular ini pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat, dan kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan, jaringan akan membengkak dan sebagian akan berwarna merah gelap, pertanda terjadi perdarahan di bawah kulit di sekitar luka. Menyusul terjadi pembengkakan, rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh bagian anggota yang tergigit. Rasa nyeri terasa terutama pada persendian antara luka dan jantung. Apabila tidak ditangani dengan baik, perdarahan internal dapat menyusul terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, dan bahkan dapat membawa kematian.

Sumber Pustaka : 

National Geographic FAUNAPEDIA hlm 146-168.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 4.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 80-103.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi. Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 184-186.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 40-45.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 74-84.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 42-44.

- DK e.encylopedia fauna hlm 168-189.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 7 Reptil & Dinosaurus. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 126-140.

- Pustaka Alam Life Reptil 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil & Amfibi 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Reptil (Jodi Andrea). 

NATIONAL GEOGRAPHIC Kids (REPTILPEDIA) CHRISTINA WILSDON.

Referensi : https://www.inaturalist.org/taxa/146506-Trimeresurus-albolabris.

https://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Trimeresurus&species=albolabris.

https://baliwildlife.com/encyclopedia/animals/reptiles/snakes/white-lipped-island-pitviper-trimeresurus-insularis/

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor :  M. Sifa Ramadhan

Foto by :  app Inaturalis | rj999

9/JUNI/2025 - 03.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Trimeresurus Andalasensis

Nama Lokal :  -

Penemu : David and Vogel, 1997.

Sinonim : Trimeresurus Andalasensis DAVID, VOGEL, VIJAYAKUMAR & VIDAL 2006.; Lachesis puniceus — HOLTZINGER-TENEVER 1917: 443.;Trimeresurus puniceus — MATSUI et al. 1984: 123. ;Lachesis borneensis — BAUMANN 1913: 273 (non Atropophis borneensis PETERS 1872). ;Trimeresurus borneensis DAVID & VOGEL 1996: 165. ; Trimeresurus (Craspedocephalus) andalasensis DAVID et al. 2011. ; Craspedocephalus andalasensis — WALLACH et al. 2014: 187.

Biogeografi :  (Indonesia) Pulau Sumatera. Provinsi Aceh. Diketahui dari Blangkejeren, Taman Nasional Gunung Leuser, Ketembe, Takengon; Provinsi Sumatera Utara. Tercatat dari Pegunungan Toba; Provinsi Sumatera Barat. Tercatat dari Gunung Gadut dan “Dataran Tinggi Padang”. Spesies ini endemik di daerah pegunungan di bagian utara dan barat pulau 

Ekologi (Habitat) : Arboreal 

- Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil. 

- Hutan Pinus , termasuk hutan kecil. 

Klasifikasi: 

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Reptilia

Order: Squamata

Suborder: Serpentes

Family: Viperidae

Genus: Craspedocephalus

Species: C. andalasensis (T.Andalasensis) 

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang Tubuh 80.9cm

Fisiologi : Jantan memiliki Dorsal tubuh berwarna coklat-keunguan gelap dengan 17 hingga 25 buah garis-garis cukup tebal berwarna abu-abu pucat, pola terlihat lebih jelas pada individu jantan. 

Pada tubuh betina tidak terlalu menonjol, daerah (Anus) ventral berwarna coklat-kemerahan atau kuning tua-coklat dengan bintik-bintik coklat.

Ekologi (Tingkah Laku) : Nocturnal (Aktif mencari Mangsa pada malam Hari. 

Diet (Makanan) : katak, kadal, burung dan mamalia kecil.

Reproduksi : Ovovivipar. 

Musim Reproduksi : November- Desember. 

Jumlah Anak/Telur : 25 ekor. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 20 Tahun. 

Domestikasi : T. andalasensis pertama kali dideskripsikan sebagai spesies baru pada tahun 2006 .  Penelitian ini juga merevalidasi Trimeresurus wiroti, memisahkannya dari populasi di Thailand dan Malaysia Barat.  

 Deskripsi ini berdasarkan analisis morfologi dan molekuler dari kelompok ular Trimeresurus puniceus di Asia Tenggara .  Holotipe spesimen, SMF 22429, adalah ular jantan dewasa yang dikumpulkan oleh H. R. Roomaaker pada tahun 1929 di Danau Tawar, Takengon, Aceh, Sumatra Utara, Indonesia .  Meskipun deskripsi ilmiahnya baru dipublikasikan tahun 2006, spesimen yang menjadi dasar penemuan ini sudah dikumpulkan jauh sebelumnya.  

Sumber Pustaka : 

National Geographic FAUNAPEDIA hlm 146-168.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 4.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 80-103.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi. Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 184-186.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 40-45.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 74-84.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 42-44.

- DK e.encylopedia fauna hlm 168-189.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 7 Reptil & Dinosaurus. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 126-140.

- Pustaka Alam Life Reptil 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil & Amfibi 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Reptil (Jodi Andrea). 

NATIONAL GEOGRAPHIC Kids (REPTILPEDIA) CHRISTINA WILSDON.

Referensi : 

https://novataxa.blogspot.com/2012/11/2006-trimeresurus-andalasensis-sumatra.html?m=1

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Craspedocephalus_andalasensis

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramadhan

Foto by : app Inaturalist | joshphangurha

Juni, 9/2025-16.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Trimeresurus Andersonii

Nama Lokal :  Ular pit viper Anderson

Penemu : Theobald, 1868.

Sinonim : Trimeresurus. Andersoni.; Theobald, 1868; Trimeresurus. obscurus.;Theobald, 1868; Crotalus Trimeres[urus]. Andersonii— Higgins, 1873 ;Trimeresurus andersonii— Boulenger, 1890.; Trimeresurus acutimentalis. F. Werner, 1926.;Trimeresurus purpureomaculatus andersoni— M.A. Smith, 1943. ; Trimeresurus andersonii— Gumprecht et al., 2004.; Cryptelytrops andersonii— Malhotra & Thorpe, 2004.; Trimeresurus (Trimeresurus) andersonii— David et al., 2011.

Biogeografi : India (Kepulauan Andaman, Kepulauan Nicobar).

Ekologi (Habitat) : Arboreal 

- Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil. 

- Hutan Pinus , termasuk hutan kecil. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Reptilia

Order: Squamata

Suborder: Serpentes

Family: Viperidae

Genus: Craspedocephalus

Species: T. Andersonii

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah)

Morfologi : 

panjang tubuh  : 120cm

Fisiologi : Kepala berbentuk segitiga, lebih lebar daripada leher .  Sisik di bagian atas kepala kecil, subimbricate (tumpang tindih sebagian), dan halus .  

-Mata memiliki pupil vertikal .  

- Lubang Sensor Panas:  Memiliki lubang sensor panas (pit) di antara lubang hidung dan mata. Ini adalah ciri khas ular pit viper yang memungkinkan mereka mendeteksi panas tubuh mangsa.  

Ekologi (Tingkah Laku) : Nocturnal (Aktif mencari Mangsa pada malam Hari. 

Diet (Makanan) : katak, kadal, burung dan mamalia kecil.

Reproduksi : Ovovivipar. 

Musim Reproduksi : November- Desember.

Jumlah Anak/Telur : 25 ekor. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 20 Tahun. 

Domestikasi : Trimeresurus andersonii, juga dikenal sebagai ular pit viper Nicobar atau ular pit viper Anderson , adalah spesies ular berbisa endemik di Kepulauan Andaman, India .  Ular ini telah ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan, hutan sekunder, hutan pantai hingga pemukiman manusia, pada ketinggian dari permukaan laut hingga 340 meter .  Beberapa pulau tempat ular ini ditemukan meliputi South Andaman, Middle Andaman, North Andaman, Little Andaman, Rutland, Alexandra, Tarmugli, Kyd, Long, Havelock, Interview, dan Hobday. 

Sumber Pustaka : 

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 146-168.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 4.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 80-103.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi. Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 184-186.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 40-45.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 74-84.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 42-44.

- DK e.encylopedia fauna hlm 168-189.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 7 Reptil & Dinosaurus. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 126-140.

- Pustaka Alam Life Reptil 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil & Amfibi 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Reptil (Jodi Andrea). 

- NATIONAL GEOGRAPHIC Kids (REPTILPEDIA) CHRISTINA WILSDON.

Referensi :

 https://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Trimeresurus&species=andersonii

https://www.gbif.org/species/7654364

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Trimeresurus_andersonii

Penulis :  Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramadhan

Foto by:  app Inaturalist | Prathamesh2

JUNI, 10/2025-12.00 | PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Heterotis Niloticus. 

Nama Lokal :  Arwana Africa. 

Penemu : (G. Cuvier, 1829)

Sinonim : Clupisudis Swainson, 1839.; Helicobranchus Hyrtl, 1854.Jenis.; Clupisudis niloticus (G. Cuvier, 1829)Bunga nilotica G. Cuvier, 1829.; Sudis adansonii G. Cuvier, 1829. ; Heterotis adansonii (G. Cuvier, 1829). ;Sudis niloticus Rüppell, 1829 (ambigu). ;Heterotis adansoni Valenciennes, 1847.; Heterotis ehrenbergii Valenciennes, 1847.

Biogeografi : aliran sungai di wilayah Sahelo-Sudan, Senegal , dan Gambia , serta beberapa bagian Afrika timur. Kisaran ini meliputi cekungan sungai Corubal , Volta , Ouémé , Niger , Bénoué , dan Nil , serta cekungan Danau Chad dan Danau Turkana. 

Ekologi (Habitat) : Sungai & Air yang Mengalir, Danau. 

Klasifikasi:

Domain:Eukaryota

Kingdom:Animalia

Phylum:Chordata

Class:Actinopterygii

Order:Osteoglossiformes

Family:Arapaimidae

Genus: Heterotis Rüppell, 1828

Species: H. Niloticus

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang maksimum : 27cm - 100cm / 1 Meter

Bobot : 100 kg

Fisiologi : Kepalanya relatif pendek,

Bibirnya tebal, dengan lipatan dermal di tepi tutup insang . Giginya berbentuk kerucut . Sirip punggung dan sirip duburnya memanjang, tanpa duri, dan terletak di bagian belakang tubuh, berakhir dekat dengan sirip ekor yang kecil dan membulat . Batang ekornya sangat pendek . Sisiknya kuat, tebal, dan besar, berbentuk oval dengan bagian yang terbuka tebal dan bergelombang, dengan ukiran yang lebih kurang seperti cacing. 

Ikan muda seringkali memiliki pita memanjang gelap dan sisik dengan bintik oval di zona posterior sirip anal dan sirip punggung. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal lebih sering menghabiskan waktu siang hari. 

Diet (Makanan) : Omnivora pemakan segala baik dari serangga kadal bahkan tanaman

Reproduksi : Ovipar atau bertelur Jantan menjaga telur dan larva, serta menuntun anak-anaknya keluar dari sarang untuk mencari makan. 

Musim Reproduksi : Mereka bertelur di musim hujan di daerah tropis dan musim semi di daerah beriklim sedang

Jumlah Anak/Telur : 300-800 butir dalam sekali pemijahan.

(Chronialogi) Masa Hidup : 20 tahun. 

Domestikasi : Ikan arwana Afrika digunakan secara lokal sebagai ikan konsumsi dan telah dikoleksi di masa lalu untuk perdagangan akuarium . Ikan ini tidak agresif seperti kerabatnya. Ikan ini dibudidayakan di daerah asalnya, dan merupakan budidaya yang sangat sukses karena toleransinya terhadap kepadatan dan kemudahan pemberian makan. Ini adalah satu-satunya spesies dalam genus Heterotis dan famili Osteoglossidae. Ikan komersial ini adalah sumber makanan yang sangat disukai karena kandungan proteinnya yang tinggi dan dagingnya yang kuat, sehingga membentuk komponen yang sangat penting dalam makanan banyak orang Nigeria. Ikan ini sangat dihargai karena kepentingan dan manfaatnya secara sosial ekonomi. Ia memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tersedia sepanjang tahun dalam jumlah besar dan ukuran besar. Baru-baru ini, penurunan dilaporkan oleh. Ia lebih disukai dan dijual dalam keadaan diasapi atau dikeringkan.

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramadhan. 

Sumber Pustaka : - National Geographic FAUNAPEDIA hlm 188-220.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 6.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 142-153. 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 178-180.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 46-50.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 86-104.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 38 & 39.

- DK e.encylopedia fauna hlm 126-154

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 5 Ikan & Amfibi

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 142-155.

- Pustaka Alam Life Ikan 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna IKAN 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam ikan Air Laut  (Satrio Yudhoyono). 

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Ikan Air Tawar (Keyla Nazira). 

- Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar (Darti Setya Lesmana). 

- Reef Fishes of the Indo Pacific 2nd Edition.

Referensi : 

https://en.m.wikipedia.org/wiki/African_arowana.

https://www.fishbase.se/physiology/MorphDataSummary.php?autoctr=1720

https://www.biolib.cz/en/image/id414723/

Foto by : Origin of image Singapore, Zoological Garden Singapore, River Safari November 2013.

Juni, 10/2025- 21.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Arapaima Gigas

Nama Lokal :  Arapaima, Pirarucu, Paiche. 

Penemu :Schinz, 1822

Sinonim :Sudis gigas Schinz, 1822.;sudis gigas G. Cuvier, 1829 (ambiguous).; Arapaima gigas (G. Cuvier, 1829) (ambiguous).;Sudis pirarucu Spix & Agassiz, 1829 (ambiguous).; Vastres mapae Valenciennes, 1847. ; Vastres cuvieri Valenciennes, 1847.; Vastres agassizii Valenciennes, 1847.; Vastres arapaima Valenciennes, 1847.

Biogeografi : Sungai Amazon dan hutan basah Tocantins–Araguaia–Maranhão.

Ekologi (Habitat) :

- Tanah Rawa & semua badan air, danau, kolam, payau, kubangan, Rawa. 

- Sungai & Air yang Mengalir, Danau. 

Klasifikasi:

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Actinopterygii

Order: Osteoglossiformes

Family: Arapaimidae

Genus: Arapaima

Species: A. gigas

Status Konservasi: EN (Terancam) 

Morfologi :

 panjang tubuh 200cm - 450cm

Fisiologi : Arapaima gigas, juga dikenal sebagai pirarucu atau paiche, memiliki fisiologi yang unik, terutama terkait dengan mekanisme pernapasannya .  Ikan ini merupakan spesies air tawar yang wajib bernapas udara ,  harus muncul ke permukaan setiap 5-20 menit sekali untuk menghirup udara, tergantung ukurannya. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal ikan yang aktif pada siang dan mlam hari namun lebih aktif pada mlam hari untuk mencari mangsa. 

Diet (Makanan) :  ikan yang lebih kecil (seperti piranha), katak, burung, dan juga mamalia kecil yang berenang.

Reproduksi : membangun sarang di dasar berpasir. 

Musim Reproduksi : bulan April dan Mei. 

Jumlah Anak/Telur : 10.000 hingga 20.000 telur. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 15-20 Tahun

Domestikasi : Ikan arapaima pertama kali diperkenalkan ke wilayah Madre de Dios di Peru pada tahun 1976 untuk diternakkan dan dikonsumsi. Saat ini, peternakan arapaima juga terdapat di Thailand, Malaysia, dan Indonesia (terutama di Sumatra dan Jawa). 

Penulis : Suaizam

Editor : Ali Ma'ruf

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 188-220.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 6.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 142-153. 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 178-180.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 46-50.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 86-104.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 38 & 39.

- DK e.encylopedia fauna hlm 126-154

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 5 Ikan & Amfibi

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 142-155.

- Pustaka Alam Life Ikan 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna IKAN 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam ikan Air Laut  (Satrio Yudhoyono). 

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Ikan Air Tawar (Keyla Nazira). 

- Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar (Darti Setya Lesmana). 

- Reef Fishes of the Indo Pacific 2nd Edition.

Referensi : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arapaima_raksasa

https://www.fischlexikon.eu/mobile/fische-suchen.php?fisch_id=0000000702&search_key=

Foto by inaturalist : Brian Gratwicke

Juni/13/2025-13.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Tachyglossus Aculeatus Aculeatus

Nama Lokal :  Landak Semut. 

Penemu : (George Shaw) 1792.

Sinonim : Echidna berparuh pendek,Nokdiak moncong-pendek. 

Biogeografi : di Queensland, New South Wales, Australia Selatan dan Victoria;

Ekologi (Habitat) : 

- Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil

- Hutan Pinus , termasuk hutan kecil

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Monotremata

Famili: Tachyglossidae

Genus: Tachyglossus

Spesies: T.a.aculeatus

Status Konservasi : LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang : 46cm

Panjang melingkar : 20cm

Berat : 4,5kg - 6,5 kg

Moncong : 7,5cm

Lidah : 15-18cm

Fisiologi : 

Moncong T. aculeatus merupakan organ sensorik yang luar biasa .  Anatomi dan persarafan moncongnya telah diteliti secara detail, menunjukkan adaptasi untuk mendeteksi mangsa berupa serangga. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal aktif di sepanjang hari Tergantung suhu. 

Diet (Makanan) : Semut & Rayap Tanah. 

Reproduksi :  Ovipar/Bertelur

Musim Reproduksi : Juni - September

Jumlah Anak/Telur : 1 Telur setiap Tahun

(Chronialogi) Masa Hidup : 

48 Tahun : di Alam liar

50 Tahun : di penangkaran

Domestikasi : Tachyglossus aculeatus, atau nokdiak moncong pendek, merupakan monotremata yang menarik untuk dipelajari karena fisiologinya yang unik, mencerminkan evolusi dan adaptasinya yang berbeda dari mamalia lainnya

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramadhan

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 28-96.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 2.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 6 - 47. 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 194-206.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 6-22.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 26-44.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 51-72.

- DK e.encylopedia fauna hlm 240-305.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 8 Mamalia. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 8 -93

- Pustaka Alam Life Mamalia & Primata 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Mamalia 1 & Mamalia 2 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Mamalia (Senia Julianti Rasya Salsabila). 

Referensi : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nokdiak_moncong-pendek

Foto by : Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Mamalia 1.

Juni/13/2025| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Tachyglossus Aculeatus Acanthion. 

Nama Lokal :  Landak moncong pendek

Penemu :(Collett, 1884.) 

Sinonim :Nokdiak, Tachyglossus aculeatus, Echidna berparuh pendek,Trenggiling berduri

Biogeografi : 

Gracemere dekat Rockhampton, dan Coomooboolaroo, Queensland Utara. 

Ekologi (Habitat) : 

- Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil

- Hutan Pinus , termasuk hutan kecil

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Monotremata

Famili: Tachyglossidae

Genus: Tachyglossus

Spesies: T. Acanthion

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang : 46cm

Panjang melingkar : 20cm

Berat : 4,5kg - 6,5 kg

Moncong : 7,5cm

Lidah : 15-18cm

Fisiologi : Mereka memiliki "jendela penguapan" yang unik, selain "jendela termal", yang membantu mereka mengatur suhu tubuh melalui penguapan .  Duri-duri mereka juga berperan sebagai isolator .  Studi telah dilakukan untuk menganalisis fisiologi mereka pada berbagai suhu lingkungan .  

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal aktif di sepanjang hari. 

Diet (Makanan) : Semut & Rayap Tanah. 

Reproduksi : Ovipar

Musim Reproduksi : Juni - September

Jumlah Anak/Telur : 1 Telur setiap Tahun

(Chronialogi) Masa Hidup : 

48 Tahun : di Alam liar

50 Tahun : di penangkaran

Domestikasi : Tachyglossus Acanthion memiliki ciri khas berupa tubuh yang ditutupi duri, paruh tanpa rambut, dan lidah panjang serta lengket untuk memakan semut dan rayap .  Warna bulu bervariasi dari hitam hingga cokelat muda, cokelat kemerahan, hingga madu, dengan variasi warna blonde yang ditemukan di Pulau Flinders dan Kangaroo. 

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 28-96.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 2.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 6 - 47. 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 194-206.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 6-22.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 26-44.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 51-72.

- DK e.encylopedia fauna hlm 240-305.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 8 Mamalia. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 8 -93

- Pustaka Alam Life Mamalia & Primata 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Mamalia 1 & Mamalia 2 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Mamalia (Senia Julianti Rasya Salsabila). 

Referensi : https://www.inaturalist.org/taxa/520696-Tachyglossus-aculeatus-acanthion. 

Penulis : Suaizam

Editor : Ali Ma'ruf

Foto by : app Inaturalist | dibbling

Juni/14/2025 - 04.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Polybius Navigator. 

Nama Lokal :  Kepiting renang Bermuka lengkung. 

Penemu : Herbest, 1794

Sinonim: Cancer depuratoides Nardo, 1847.; Cancer navigator Herbst 1794, ;Liocarcinus arcuatus (Leach, 1814), ;Liocarcinus navigator (Herbst, 1794), ;Marcopipus arcuatus (Leach, 1814), ;Polybius arcuatus (Leach, 1814), ;Portunus arcuatus Leach, 1814, ;Portunus emarginatus Leach, 1814, ;Portunus guttatus Risso, 1816.

Biogeografi : Kepulauan Inggris ; jangkauannya meliputi Samudra Atlantik timur laut , termasuk Laut Utara sejauh utara Trøndelag di Norwegia , dan sejauh selatan Mauritania , dan juga terjadi di Laut Mediterania. 

Ekologi (Habitat)  : 

- Laut & Samudera. 

- Terumbu Karang & Perairan di sekitarnya.

Klasifikasi: 

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda

Infraorder: Brachyura

Family: Polybiidae

Genus: Polybius

Species: P. navigator 

Status Konservasi: DD (Data Deficient/Kekurangan data. 

Morfologi :

Panjang 3CM

Fisiologi : Keterangan Polybius navigator memiliki karapas coklat tua dengan lebar sekitar 33 milimeter (1,3 in), dengan pereiopoda yang lebih terang . Tepi depan karapas, di antara mata, memiliki pinggiran rambut tetapi tidak memiliki duri. 

Etologi (Tingkah Laku) :  Polybius navigator nokturnal" adalah kepiting renang yang aktif mencari makan dan beraktivitas di malam hari.  

Diet (Makanan) :  Alga,Moluska kecil, cacing, krustasea, organik apa pun yang mengendap di dasar laut.

Reproduksi : Spesies ini bersifat gonochori (mempunyai jenis kelamin terpisah) dan pembuahannya internal. 

Musim Reproduksi : April & Juli. 

Jumlah Anak/Telur : Betina membawa telur-telur di bawah abdomennya . Informasi mengenai jumlah telur masih belum ada dalam data manapun. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi :  Spesies ini biasanya menghuni habitat berupa kerikil dan pasir, hingga kedalaman 70 meter . Terkadang juga ditemukan di hamparan Zostera marina (rumput laut). 

Referensi : 

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Polybius_navigator.

https://www.inaturalist.org/taxa/1562919-Polybius-navigator

Sumber Pustaka : 

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 222-254.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 7.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 104-133.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 166-176.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 52-64.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 106-124.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 26-37.

- DK e.encylopedia fauna hlm 78-123.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 6 Invertebrata. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 156-183.

- Pustaka Alam Life Serangga 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Serangga 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Berbuku buku (Aulia Putri). 

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : Sifa Ramadhan

Foto by : app Inaturalist | Sinamariet

JUNI/16/2025 - 05.00| PARAMIDSN. 

Nama Satwa : Anomalocaris

Pengucapan : A-NOM-alo-KAR-IS

Arti Nama : "Udang Aneh" karena pada  awalnya mahluk ini di duga udang primitif. 

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Dinocaridida

Order: Radiodonta

Family: Anomalocarididae

Genus: Anomalocaris

Species: Anomalocaris

Status : EX (Punah/Extinct) Punah 

Zaman : Kambrium

Perkiraan Masa hidup : 500 juta tahun yang lalu. 

Lokasi Fosil : Kanada, AS, Cina, Australia. 

Diet/makanan : Bintang Laut. 

Fisiologi : 

Tinggi  :  60 cm

Panjang :  -

Berat : -

Deskripsi : Anomalocaris adalah artropoda predator berukuran besar yang A berenang dalam laut Kambrium lebih dari 500 juta tahun yang lalu, lama sebelum dinosaurus muncul di Bumi. Makhluk ini adalah predator puncak dari periode Kambrium dan binatang hidup paling besar di masanya.Anonmalocaris semula diduga tiga binatang yang terpisah. Para ahli menduga bahwa mulutnya adalah ubur-ubur, tubuhnya adalah binatang spons, dan bagian tubuh untuk memegangnya adalah ekor udang- udangan. Anomalocaris mendorong dirinya dalam air dengan serang kaian sirip di sisi-sisinya. Makhluk ini menangkap dan memegangi mangsanya dengan bagian depannya yang berukuran raksasa menyerupai ekor udang. Di sisi bawahnya terdapat mulut berbentuk lingkaran dengan gigi. tersusun seperti cincin, yang cukup tajam untuk meng- hancurkan hampir semua makhluk laut.

Sumber Pustaka :

- Buku Pintar DINOSAURUS Dari ALLOSAURUS sampai TYRANNOSAURUS GERRIE McCALL. 

- Hamparan Dunia Ilmu Time-Life EVOLUSI MAKHLUK HIDUP. 

- KHAZANAH PENGETAHUAN BAGI ANAK ANAK (Kehidupan Prasejarah). 

- Widya Wiyata Pertama Anak-anak (Dinosarus). 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 1 Alam Semesta Bumi Masa Prasejarah hlm 56-108.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Dinosaurus. 

- BIP The Ultimate Guide DINOSAURUS.

- BIP THE ULTIMATE BOOK DINOSAURUS.

- Tim Orange Pictures ENSIKLOPEDIA DINOSAURUS & BINATANG PURBA. 

- BIP 1000 Fakta Tentang Kehidupan Prasejarah. 

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 7 Reptil & Dinosaurus. 

- NATIONAL GEOGRAPHIC Kids (DINOPEDIA).

- ESC ENSIKLOPEDIA DINOSAURUS DAN KEHIDUPAN PRASEJARAH. 

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : Suaizam

Foto By : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gfp-anomalocaris-predator.jpg

Juni/16/2025 - 23.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Myxine Glutinosa. 

Nama Lokal :  Ikan Hagfish Atlantik

Penemu : Linnaeus, 1758

Sinonim : Bdellostomatidae Gill, 1872, ; Homeidae Garman, 1899, ; Paramyxinidae Berg, 1940, ; Diporobranchia Latreille, 1825.

Biogeografi : Samudra Atlantik Barat & Timur 

Atlantik Barat: Dari Greenland hingga Teluk Meksiko.

Atlantik Timur: Dari Norwegia hingga Maroko

Ekologi (Habitat) : - Laut & Samudera. Kedalaman  200meter.

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Subphylum: Vertebrata

Infraphylum: Agnatha

Superclass: Cyclostomi

Class: Myxini

Order: Myxiniformes

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang 40 cm - 100 cm. 

Fisiologi :

 Mereka memiliki tubuh panjang dan ramping seperti belut, dengan mata kecil dan mulut berbentuk bintang yang dikelilingi oleh sungut atau tentakel. 

Hagfish tidak memiliki tulang belakang, tetapi memiliki tengkorak dan dua otak. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Hagfish umumnya bersifat nokturnal, yang berarti mereka aktif mencari makan dan beraktivitas di malam hari.

Diet (Makanan) : Mereka adalah pemakan bangkai dan memakan hewan mati di dasar laut.

Reproduksi : Beberapa hagfish adalah hermafrodit, memiliki organ reproduksi jantan dan betina. 

Musim reproduksi :  Diketahui bereproduksi secara musiman dan pembuahan terjadi secara eksternal. 

Jumlah telur : sekitar 20-30 butir telur. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 17 tahun di alam liar. 

Domestikasi : Hagfish, yang dikenal juga sebagai ikan lendir, memang merupakan makanan yang populer di Korea, terutama dalam bentuk hidangan yang dipanggang atau ditumis, seringkali disajikan dengan saus pedas. Di Korea, hagfish dianggap sebagai makanan lezat dan seringkali diperdagangkan di pasar. 

Sumber Pustaka :

National Geographic FAUNAPEDIA hlm 188-220.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 6.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 142-153. 

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 178-180.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 46-50.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 86-104.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 38 & 39.

- DK e.encylopedia fauna hlm 126-154

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 5 Ikan & Amfibi

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 142-155.

- Pustaka Alam Life Ikan 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna IKAN 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam ikan Air Laut  (Satrio Yudhoyono). 

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Ikan Air Tawar (Keyla Nazira). 

- Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar (Darti Setya Lesmana). 

- Reef Fishes of the Indo Pacific 2nd Edition

- ENSIKLOPEDIA POPULER Ikan Air Tawar Eko Budi Kuncoro. 

- ENSIKLOPEDIA POPULER Ikan Air Laut Eko Budi Kuncoro & F.E. Ardhi Wiharto. 

Referensi : http://www.seasky.org/deep-sea/atlantic-hagfish.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Pacific_hagfish

Penulis : Suaizam

Editor : Ali Ma'ruf

Foto By : App Inaturalist | fftwists

Juni/17/2025 - 21.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Mollucensis. 

Nama Lokal :  Cica Daun Sayap Biru. 

Penemu :  Gray, JE, 1831.

Sinonim :  Chloropsis moluccensis, Chloropsis moluccensis icterocephala, Chloropsis moluccensis natunensis. 

Biogeografi :  Semenanjung Malaya bagian selatan, Sumatra, pulau-pulau terkait seperti Bangka dan Belitung, serta Kepulauan Natuna.

Ekologi (Habitat) : Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. moluccensis

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi : 

Panjang : 16cm - 18,5 cm. 

Fisiologi :  Burung jantan berbadan hijau dengan kepala berwana kuning, wajah dan tenggorokan hitam. Ia memiliki garis kumis biru. Burung betina berbeda karena memiliki kepala yang lebih hijau dan tenggorokan biru, dan burung muda mirip dengan burung betina tetapi tanpa bercak tenggorokan biru.

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi :  Chloropsis moluccensis dengan manusia terutama adalah sebagai burung peliharaan. Cica daun, termasuk Chloropsis moluccensis, sangat populer di kalangan penggemar burung karena keindahan bulunya, suara kicauannya yang menarik, dan kemampuannya meniru suara lain. 

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 98-144.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 3.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 48-71.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 188-190.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 26-39.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 46-64.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 45-50.

- DK e.encylopedia fauna hlm 192-237.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 4. Burung. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 94-124.

- Pustaka Alam Life Burung 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Burung/Aves (Alya Fathiya). 

Referensi : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Blue-winged_leafbird

https://ebird.org/species/blwlea1?siteLanguage=in

https://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?avibaseid=47CF4ED76ECDD199

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor :  M. Sifa Ramadhan. 

Foto By : App inaturalist | thuongta

JUNI/16/2025 - 22.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Chloropsis Cochinchinesis

Nama Lokal :  Cica Daun Jawa. 

Penemu : ( Gmelin, JF , 1789).

Sinonim : Chloropsis cochinchinensis, Cica-daun Sayap, Biru Blue-winged Leafbird, Chloropsis jerdoni. 

Biogeografi : (Indonesia) Jawa dan pulau-pulau di sekitarnya. 

Ekologi (Habitat) : Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil. 

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Order: Passeriformes

Family: Chloropseidae

Genus: Chloropsis

Species: C. cochinchinensis

Status Konservasi:  EN (Endangered/Genting) 

Morfologi :  Panjang 17 cm. 

Fisiologi :  Warna dominan hijau cerah pada tubuhnya. Ciri khasnya adalah sayap dan sisi ekor berwarna biru, serta tenggorokan hitam pada jantan. Betina tidak memiliki lingkaran mata kuning, sedangkan jantan memiliki lingkaran kekuningan di sekitar bercak hitam tenggorokannya. Kedua jenis kelamin memiliki garis biru pada pipi (setrip malar). 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur : 3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi :  Chloropsis Cochinchinesis dengan manusia terutama adalah sebagai burung peliharaan. Cica daun, termasuk Chloropsis Cochinchinesis sangat populer di kalangan penggemar burung karena keindahan bulunya, suara kicauannya yang menarik, dan kemampuannya meniru suara lain.

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 98-144.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 3.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 48-71.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 188-190.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 26-39.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 46-64.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 45-50.

- DK e.encylopedia fauna hlm 192-237.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 4. Burung. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 94-124.

- Pustaka Alam Life Burung 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Burung/Aves (Alya Fathiya). 

Referensi : https://datazone.birdlife.org/species/factsheet/javan-leafbird-chloropsis-cochinchinensis

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Javan_leafbird

https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/cica-daun-sayap-biru-cucak-ijo/

Penulis : Suaizam

Editor : Ali Ma'ruf

Foto By : app Inaturalist | ©fachrynulmallojr

JUNI/16/2025 - 22.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah :  Chloropsis Jerdoni. 

Nama Lokal :  Cica Daun Sayap Biru. 

Penemu : (Blyth, 1844).

Sinonim : Chloropsis Jerdoni, Chloropsis cochinchinensis, Cica-daun Sayap, Biru Blue-winged Leafbird. 

Biogeografi :  

India: Tersebar di berbagai wilayah India, di bagian Semenanjung.

Sri Lanka: Melengkapi sebaran geografisnya. 

Ekologi (Habitat) : Hutan iklim sedang, termasuk hutan kecil. 

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota. 

Kingdom: Animalia. 

Phylum: Chordata. 

Class: Aves. 

Order: Passeriformes. 

Family: Chloropseidae. 

Genus: Chloropsis. 

Species: C. Jerdoni. 

Status Konservasi: LC (Least Concern/Risiko rendah). 

Morfologi :  Panjang 17 cm. 

Fisiologi : Warna bulunya yang didominasi hijau. Burung jantan memiliki kepala berwarna kuning dengan wajah dan tenggorokan hitam, serta garis kumis biru. Burung betina memiliki kepala yang lebih hijau dan tenggorokan biru. Burung muda mirip dengan burung betina tetapi tanpa bercak tenggorokan biru. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Diurnal. Burung ini lebih banyak Beraktivitas di siang hari. 

Diet (Makanan) : Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Reproduksi : Bertelur

Musim Reproduksi : -

Jumlah Anak/Telur :  3 Telur /inkubasi 14 hari. 

(Chronialogi) Masa Hidup : -

Domestikasi : Chloropsis Jerdoni tersebar di hutan-hutan wilayah India dan Sri Lanka. Awalnya burung ini masuk sebagai salah satu subspecies dari burung cica daun sayap biru (Chloropsis cochichinensis). Namun dalam perkembangannya, cucak hijau jerdon dipisahkan menjadi spesies tersendiri karena perbedaan ukuran serta morfologi.

Sumber Pustaka :

- National Geographic FAUNAPEDIA hlm 98-144.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 3.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 48-71.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 188-190.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 26-39.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 46-64.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 45-50.

- DK e.encylopedia fauna hlm 192-237.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 4. Burung. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 94-124.

- Pustaka Alam Life Burung 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Burung 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Burung/Aves (Alya Fathiya). 

Referensi : https://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?avibaseid=6D18F47F9B473314

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jerdon's_leafbird

https://www.inaturalist.org/taxa/72667-Chloropsis-jerdoni/browse_photos

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor : M. Sifa Ramdhan

Foto By :  app Inaturalist | ©Hayath Mohammed

Juni/18/2025 - 05.00| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Cryptobranchus alleganiensis. 

Nama Lokal :  Salamander Hellbender. 

Penemu : Daudin, 1803.

Sinonim : Salamandra alleganiensis Daudin, 1803.; Salamandra horrida Barton, 1808.; Salamandra gigantea Barton,1808.;Salamandra maxima Barton, 1808. ;Molge gigantea Merrem, 1820.; Cryptobranchus salamandroides Leuckart, 1821.; Urotropis mucronata Rafinesque, 1822.; Abranchus alleghaniensis Harlan, 1825. ; Protonopsis horrida Barnes, 1826. ;Salamandrops gigantea Wagler, 1830. ;Eurycea mucronata Rafinesque, 1832. ;Menopoma fuscum Holbrook, 1842. ; Cryptobranchus alleghaniensis Cope, 1887.; Cryptobranchus alleganiensis Stejneger & Barbour, 1917.; Cryptobranchus terrasodactylus Wellborn, 1936.; Cryptobranchus bishopi Grobman, 1943.; Cryptobranchus guildayi Holman, 1977.

Biogeografi : Amerika Serikat bagian timur dan tengah, terutama di sistem sungai dan anak sungai yang mengalir deras. Kisaran habitat mereka meluas dari New York ke Missouri dan Tennessee. 

Ekologi (Habitat) :

 - Sungai & Air yang Mengalir, Danau.

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Amphibia

Order: Urodela

Family: Cryptobranchidae

Genus:Cryptobranchus

Species: C. alleganiensis

Status Konservasi: VU(Vulnerable/Rentan). 

Morfologi : 

Panjang : 50cm -73cm. 

Berat : 1,5 kg - 2,3 kg. 

Fisiologi : 

Kulit berkerut yang berfungsi sebagai permukaan pernapasan utama karena insang tidak ada dan paru-paru kecil yang sebagian besar tidak berfungsi. 

Mereka bergerak dengan berjalan di dasar sungai atau menggunakan gerakan bergelombang untuk melarikan diri dengan cepat. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Nokturnal. Mereka lebih aktif mencari makan dan beraktivitas pada malam hari.

Diet (Makanan) : udang sungai dan ikan kecil, tetapi mereka juga memakan serangga, cacing, moluska, berudu, dan salamander yang lebih kecil

Reproduksi : Jantan membangun sarang di bawah kayu atau batu, dan betina bertelur di sana. Jantan kemudian menjaga telur-telur tersebut. 

Musim Reproduksi : September dan Oktober. 

Jumlah Telur : 200-400 telur. Jantan akan menjaga sarang dan telur hingga menetas. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 

Di alam liar : 25-30 tahun. 

Di penangkaran : 30 tahun. 

Domestikasi :  Salamander hellbender , adalah spesies salamander raksasa akuatik yang endemik di Amerika Serikat bagian timur dan tengah. Ini adalah salamander terbesar di Amerika Utara . Sebagai anggota famili Cryptobranchidae , hellbender adalah satu-satunya anggota genus Cryptobranchus yang masih ada . Salamander lain yang berkerabat dekat dalam famili yang sama ada dalam genus Andrias , yang mencakup salamander raksasa Jepang dan Cina. 

Sumber Pustaka :

National Geographic FAUNAPEDIA hlm 170-186.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 5.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 80-103.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 182.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 40-45.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 66-72.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 40 & 41.

- DK e.encylopedia fauna hlm 158-165.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 5 Ikan & Amfibi. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 126-140.

- Pustaka Alam Life Reptil 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil & Amfibi 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Reptil (Jodi Andrea). 

Referensi : https://en.wikipedia.org/wiki/Hellbender

https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/cryptobranchus-alleganiensis

https://www.biologicaldiversity.org/species/amphibians/hellbender/natural_history.html

https://animaldiversity.org/accounts/Cryptobranchus_alleganiensis/

https://www.inaturalist.org/taxa/26804-Cryptobranchus-alleganiensis

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor :  Sifa Ramadhan

Foto By : app inaturalist | ©Roostier

Juni/18/2025 - 05.30| PARAMIDSN

Nama Ilmiah : Cryptobranchus Bishopi

Nama Lokal :  Salamander Hellbender Ozark

Penemu :  Grobman, 1943.

Sinonim : Salamandra alleganiensis Daudin, 1803.; Salamandra horrida Barton, 1808.; Salamandra gigantea Barton,1808.;Salamandra maxima Barton, 1808. ;Molge gigantea Merrem, 1820.; Cryptobranchus salamandroides Leuckart, 1821.; Urotropis mucronata Rafinesque, 1822.; Abranchus alleghaniensis Harlan, 1825. ; Protonopsis horrida Barnes, 1826. ;Salamandrops gigantea Wagler, 1830. ;Eurycea mucronata Rafinesque, 1832. ;Menopoma fuscum Holbrook, 1842. ; Cryptobranchus alleghaniensis Cope, 1887.; Cryptobranchus alleganiensis Stejneger & Barbour, 1917.; Cryptobranchus terrasodactylus Wellborn, 1936.; Cryptobranchus bishopi Grobman, 1943.; Cryptobranchus guildayi Holman, 1977.

Biogeografi : Cryptobranchus bishopi hanya ditemukan di wilayah Ozark, sebuah dataran tinggi di Amerika Serikat bagian tengah.

Ekologi (Habitat) : - Sungai & Air yang Mengalir, Danau.

Klasifikasi :

Domain: Eukaryota

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Amphibia

Order: Urodela

Family: Cryptobranchidae

Genus:Cryptobranchus

Species: C.a.Bishopi.

Status Konservasi: EN (Endangered/Genting). 

Morfologi : 

Panjang : 29–57 cm

Berat : 1,5 kg - 2,3 kg

Fisiologi : 

Ozark hellbender dikenal karena bentuk tubuhnya yang primitif dan ukurannya yang besar. Ia memiliki mata kecil, ekor berlunas, dan tubuh datar untuk membantu pergerakan di sungai dan anak sungai. 

Perbedaan dari segi warna dengan kerabatnya yakni Cryptobranchus alleganiensis. Mereka memiliknwarna coklat yang lebih terang sedangkan C. Cryptobranchus alleganiensis memiliki warna tubuh yang agak gelap. 

Ekologi (Tingkah Laku) : Nokturnal. Mereka lebih aktif mencari makan dan beraktivitas pada malam hari.

Diet (Makanan) : udang sungai dan ikan kecil, tetapi mereka juga memakan serangga, cacing, moluska, berudu, dan salamander yang lebih kecil. 

Reproduksi : Jantan membangun sarang di bawah kayu atau batu, dan betina bertelur di sana. Jantan kemudian menjaga telur-telur tersebut. selama 10-12 minggu. 

Musim Reproduksi : September dan Oktober. 

Jumlah Telur : 150 sampai 900 Telur dalam sekali pembuahan. 

(Chronialogi) Masa Hidup : 

Di alam liar : 25-30 tahun. 

Di penangkaran : 30 tahun. 

Domestikasi :  Subspesies ini benar-benar asli dari aliran sungai pegunungan Ozark Plateau di Missouri selatan dan Arkansas utara.  Banyak nelayan menganggap hellbender beracun dan akan memotong tali pancing mereka daripada melepaskannya. Penduduk asli Amerika secara tradisional menggunakan spesies ini sebagai sumber makanan. 

Sumber Pustaka :

National Geographic FAUNAPEDIA hlm 170-186.

- Ensiklopedia BIOLOGI DUNIA HEWAN 1 & 5.

- DK 4 Ensiklopedia Mengenal Sains Hewan hlm 80-103.

- DK Ensiklopedia Sains & Teknologi Tumbuhan & Hewan jld 2 hlm 182.

- BIP The Ultimate Guide Hewan hlm 40-45.

- BIP THE ULTIMATE BOOK HEWAN hlm 66-72.

- KAMUS IPA BERGAMBAR DUNIA HEWAN & TUMBUHAN Jean-Claude Corbel, Ariana Archambault hlm 40 & 41.

- DK e.encylopedia fauna hlm 158-165.

- Ensiklopedia Sains Spektakuler Vol 5 Ikan & Amfibi. 

- Abisakha Santoso, Buku Pintar Hewan Untuk Pelajar hlm 126-140.

- Pustaka Alam Life Reptil 1979-1987.

- Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil & Amfibi 1989.

- Ensiklopedia Hewan Beraneka Ragam Reptil (Jodi Andrea). 

Referensi :

 https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ozark_hellbender

https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/cryptobranchus-alleganiensis

https://www.britannica.com/animal/Cryptobranchoidea

https://www.snexplores.org/article/hellbenders-need-help

Penulis : Ali Ma'ruf

Editor :  Sifa Ramadhan

Foto By :  USFWS