AGUSTUS, 22, 2025-21.30 | Redaksi PARAMI
Surabaya, paramidsn.com - Sobat Parami Para peneliti menemukan spesies ular baru, Rhynchocalamus hejazicus, di Arab Saudi, yang memiliki ciri khas kalung hitam dan warna kemerahan.
Ular ini mengisi kesenjangan distribusi geografis genus Rhynchocalamus dan menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan gurun yang keras.
Penemuan ini menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami keanekaragaman hayati yang masih tersembunyi dan mengembangkan strategi konservasi yang efektif.
Para peneliti baru-baru ini menemukan spesies ular baru yang menarik di wilayah Hejaz, Arab Saudi. Ular kecil ini, dinamai Rhynchocalamus hejazicus, memiliki ciri khas berupa kalung hitam dan warna kemerahan, serta varian yang sepenuhnya hitam, dikenal sebagai ‘melanistic morphotype’. Ciri-ciri ini membedakannya dari spesies ular lainnya dalam genus RRhynchocalamus
Rhynchocalamus hejazicus tersebar luas di wilayah Hejaz, secara signifikan memperluas jangkauan geografis yang diketahui untuk genus Rhynchocalamus. Sebelumnya, ada kesenjangan distribusi yang cukup besar antara populasi Rhynchocalamus di Levant dan populasi di wilayah pesisir Yaman dan Oman. Para peneliti menyebut penemuan ini sebagai “potongan yang hilang dari teka-teki“, karena R. hejazicus ditemukan tersebar luas di area antara kedua wilayah tersebut. Dengan demikian, penemuan ini menunjukkan bahwa genus ini memiliki kemampuan adaptasi yang lebih luas dan dapat menempati berbagai habitat di wilayah tersebut.
Meskipun Rhynchocalamus hejazicus baru saja ditemukan, kemampuan adaptasinya yang tinggi menunjukkan bahwa spesies ini saat ini tidak menghadapi risiko kepunahan yang signifikan. Namun demikian, penelitian lebih lanjut tentang dinamika populasi, perilaku reproduksi, dan interaksi ekologinya sangat penting untuk mengembangkan strategi konservasi yang efektif. Saat ini, masih banyak yang belum diketahui tentang sejarah evolusi dan perilaku spesies ini
Ular ini ditemukan menghuni tanah berpasir dan berbatu dengan tingkat tutupan vegetasi yang bervariasi. Menariknya, mereka juga dapat ditemukan di habitat yang telah terganggu oleh aktivitas manusia, menunjukkan fleksibilitas ekologis yang tinggi. Selain itu, semua individu yang diamati sejauh ini ditemukan pada malam hari, menunjukkan bahwa ular ini kemungkinan besar bersifat nokturnal, sebuah adaptasi yang umum di lingkungan gurun untuk menghindari suhu ekstrem dan predator.
Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Zoosystematics and Evolution, memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang keanekaragaman hayati di wilayah tersebut, terutama di lingkungan gurun yang tampaknya tidak ramah.
Penulis: Ali Ma'ruf
Editor : M. Sifa Ramadhan.