Aves

Populasi dan Tantangan Konservasi pada Burung Cucak Rawa ( Straw‑headed Bulbul / Pycnonotus zeylanicus )

Populasi dan Tantangan Konservasi pada Burung Cucak Rawa ( Straw‑headed Bulbul / Pycnonotus zeylanicus )

  • Kategori: Aves
  • Dipublikasikan: 21 Okt 2025

Oktober, 21 2025-21.10| Redaksi PARAMIDSN

 

 

Surabaya, paramidsn.com -

Burung cucak rawa atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai straw-headed bulbul (Pycnonotus zeylanicus), merupakan salah satu spesies burung pengicau yang dulunya tersebar cukup luas di semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Ukuran tubuhnya mencapai sekitar 28 cm dengan mahkota berwarna kuning jerami pucat, punggung cokelat zaitun bercoret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau-cokelat zaitun, serta bagian dagu dan tenggorokan berwarna putih keputihan. Secara ekologis, burung ini hidup terutama di dataran rendah dan perbukitan termasuk lingkungan seperti rawa-rawa, paya-paya, tepi sungai, dan hutan sekunder. Di habitatnya, cucak rawa memakan berbagai jenis serangga, siput air, serta buah-buahan lunak seperti beringin. Suara kicauannya yang jernih dan merdu membuat burung ini sangat digemari sebagai hewan peliharaan, namun hal inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab utama menurunnya populasinya.

 

Sayangnya, spesies ini kini menghadapi ancaman serius. Menurut data terkini, penangkapan liar untuk perdagangan burung kicau dan perburuan yang tak terkendali menjadi faktor dominan dalam penyusutan populasinya di alam liar. Selain itu, hilangnya habitat akibat penggundulan hutan, konversi wilayah gambut dan lahan basah, serta fragmentasi lingkungan turut memperburuk kondisi dari populasi spesies ini. Menanggapi kondisi genting tersebut, lembaga konservasi internasional seperti BirdLife International telah mengklasifikasikan spesies ini sebagai Kritis (Critically Endangered, CR) pada daftar merah IUCN. Di Indonesia, populasinya sudah sangat menyusut bahkan dianggap punah di beberapa wilayah seperti Jawa Barat akibat tekanan perburuan yang sangat tinggi. Namun, ada secercah harapan yaitu salah satu kawasan yang kini menjadi “penyangga” penting bagi keberlangsungan spesies ini adalah negara kota Singapura. Meskipun merupakan wilayah urban, Singapura memiliki populasi cucak rawa yang relatif stabil dibandingkan dengan wilayah lainnya di Asia Tenggara. Laporan tahun 2019 mencatat bahwa populasi di Singapura diperkirakan mencapai sekitar 573 ± 185 individu, yang berarti kurang lebih 23 % sampai 57 % dari total populasi global spesies ini.

 

Untuk menjaga keberlanjutan spesies ini, dibentuklah Straw‑headed Bulbul Working Group (SHBWG) pada tahun 2021 dan mengeluarkan rencana aksi konservasi nasional (National Species Action Plan) yang berfokus pada empat aspek utama: pemahaman ekologi dan habitat, konservasi di luar alam bebas (ex-situ) serta penangkaran, peningkatan kesadaran publik, dan penegakan hukum terhadap perdagangan ilegal. Secara keseluruhan, nasib cucak rawa kini menjadi sinyal peringatan bagi pengelolaan satwa liar di Asia Tenggara: bila tidak ada upaya penyelamatan yang signifikan, bukan mustahil bahwa burung yang dulu gemar berkicau di paya-paya dan rawa-rawa ini akan tinggal sebagai kenangan saja di alam liar.

 

Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Cucakrawa

 

Penulis : Vivi Yunita 

Editor : Ali Maruf 

Foto By : smartmastering.com