Aves

Nuri Bayan, Paruh Bengkok yang Berperilaku Unik

Nuri Bayan, Paruh Bengkok yang Berperilaku Unik

  • Kategori: Aves
  • Dipublikasikan: 21 Okt 2025

Oktober, 21 2025-17.15| Redaksi PARAMIDSN

 

 

Surabaya, paramidsn.com -

Burung ­­­­Nuri Bayan ( Eclectus roratus ) adalah spesies paruh-bengkok menawan yang tersebar di wilayah Indonesia timur hingga Australia utara. Namun speses ini justru menyimpan sejumlah perilaku biologis yang jarang atau bahkan unik di antara burung sejenis. Dari Morfologi mencolok hingga strategi reproduksi yang berbeda, nuri bayan tampak sebagai salah satu cerminan keanekaragaman hayati Indonesia yang luar biasa. 

Dari segi fisiknya, nuri bayan menunjukkan dimorfisme seksual yang sangat kentara yaitu suatu kondisi yang relatif jarang dijumpai pada burung paruh-bengkok. Jantan memiliki bulu dominan hijau cerah dengan aksen merah di bawah sayap dan ekor berujung biru, sedangkan betina tampil dengan kepala, dada, dan punggung merah gelap ditambah semburat biru atau ungu di bagian bawah tubuh. Paruh jantan berwarna jingga hingga kemerahan, sementara paruh betina hitam pekat dengan ukuran tubuh spesies ini berkisar antara 35 – 40 cm dengan berat sekitar 405 – 600 gram.

 

Dalam hal perilaku, nuri bayan dikenal tidak hanya karena kemampuannya meniru suara manusia yang menjadikannya populer sebagai burung peliharaan tetapi juga karena pola perkawinannya yang luar biasa. Menurut hasil penelitian, betina nuri bayan dapat memiliki lebih dari satu pejantan dalam sebuah sistem reproduksi yang dikenal sebagai poliandri kooperatif. Kondisi ini dipicu oleh kelangkaan lubang sarang yang layak, membuat beberapa pejantan harus berbagi betina yang sama untuk memastikan proses pengasuhan dapat berlangsung. Betina pun bersikap sangat teritorial terhadap sarangnya dan seluruh pejantan yang terlibat bersama-sama memberi makan betina serta anaknya adalah sebuah adaptasi sosial yang tidak lazim dalam kelompok burung paruh-bengkok.

 

Habitat alami nuri bayan meliputi hutan hujan tropis dari dataran rendah hingga ketinggian menengah terutama di kawasan timur Indonesia seperti Halmahera, Buru, Seram, Sumba, serta wilayah Maluku. Sarang burung ini biasanya terletak di lubang pohon dengan ketinggian antara 14 hingga 22 meter dari permukaan tanah. Kehidupan berkelompok cenderung dalam formasi kecil misalnya 3–4 ekor atau secara berpasangan di tajuk hutan.

Meski oleh lembaga konservasi seperti BirdLife International statusnya masih “Least Concern” atau “resiko rendah” nyatanya nuri bayan menghadapi ancaman yang nyata di lapangan. Hilangnya habitat akibat konversi hutan serta perburuan untuk perdagangan burung hias menjadi dua tekanan utama untuk spesies ini. Bahkan di Indonesia, burung nuri bayan telah masuk dalam daftar satwa dilindungi melalui Permen LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 (tercantum sebagai nomor 537). Inisiatif pelepasliaran juga telah dilakukan, seperti 6 ekor nuri bayan subspecies aruiensis yang dilepas ke alam liar di Pulau Wokam pada Juni 2021 setelah menjalani tahap rehabilitasi.

 

Keunikan biologis nuri bayan menjadi kekayaan alam yang perlu dijaga karena strategi reproduksi mereka sangat bergantung pada ketersediaan sarang lubang dan kualitas habitat. Untuk itu, upaya pelestarian bukan hanya soal menghentikan perdagangan atau menjaga jumlah individu tetapi juga menjaga kelestarian struktur hutan yang memungkinkan lubang-pohon besar tetap tersedia. Dengan demikian, melindungi nuri bayan berarti pula melindungi kompleksitas ekosistem hutan tropis Indonesia dan relasi ekologis yang jarang terekspos.

 

Referensi

https://animalium.id/2025/08/30/eksotisme-aves-dari-timur-nuri-bayan-dan-keunikannya/?utm_source

https://mongabay.co.id/2021/07/02/nuri-bayan-paruh-bengkok-yang-berperilaku-unik/

 

 

Penulis : Vivi Yunita 

Editor : Ali Maruf 

Foto By : Hania Chusni F