Mamalia

Populasi & Habitat Siamang di Resor Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Terungkap

Populasi & Habitat Siamang di Resor Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Terungkap

  • Kategori: Mamalia
  • Dipublikasikan: 21 Okt 2025

Oktober, 21 2025-15.55| Redaksi PARAMIDSN

 

 

Surabaya, paramidsn.com -

Penelitian terbaru oleh Tiara Kusdanartika dan Nyoto Santoso yang diterbitkan melalui Institut Pertanian Bogor (IPB) Repository mengungkap karakteristik populasi dan habitat spesies Siamang (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TN BBS), khususnya di Resor Balik Bukit. Kawasan Resor Balik Bukit yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah hingga pegunungan dipilih karena menjadi salah satu habitat penting siamang. Dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dengan menggunakan metode pemetaan kelompok siamang, transek garis (line-transect) untuk menghitung populasi serta analisis vegetasi untuk karakteristik habitat, penelitian ini berhasil mendeteksi delapan kelompok siamang dengan total 20 individu yang tersebar di tiga jalur pengamatan.Dalam analisis struktur umur ditemukan bahwa kelas umur dewasa paling banyak dijumpai, sementara kelas bayi merupakan yang paling sedikit jumlahnya.

 

Adapun hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa indeks penting relung (INP) tertinggi masing-masing berada di jalur 1 (Way Samang) dengan tanaman rukem mencapai nilai 100,16 % , jalur 2 (Way Mengengung) dengan tanaman kopian sebesar 127,78 %  dan jalur 3 (Kubu Balak) dengan tanaman kenihai sebesar 161,33 % . Dari segi pakan, peneliti menemukan sebanyak 17 jenis tumbuhan yang menjadi pakan siamang di ketiga jalur, dan salah satu yang menonjol ialah Macaranga tanarius yang hadir di semua jalur pengamatan. Peneliti menyoroti bahwa kondisi tersebut menunjukkan bahwa meskipun populasi siamang di Resor Balik Bukit masih terdeteksi dalam jumlah yang terbatas, habitatnya memiliki komposisi vegetasi yang cukup kaya dan variatif sehingga mendukung aktivitas pakan primata tersebut. Sebaliknya, mereka mencatat bahwa faktor seperti perburuan liar dan hilangnya habitat tetap menjadi ancaman nyata bagi kelestarian siamang di kawasan tersebut. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengelolaan konservasi di TN BBS, khususnya dalam menjaga dan memperbaiki kualitas habitat siamang serta memperkuat perlindungan terhadap spesies terancam ini agar keberadaannya di alam dapat terus dipertahankan.

 

Referensi

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97752

https://news.mongabay.com/2025/05/after-years-of-silence-indonesia-moves-to-assess-its-iconic-wildlife/

 

Penulis : Vivi Yunita 

Editor : Ali Maruf 

Foto By : Mongabay.com