Mamalia

Keajaiban putih di jantung Borneo: kisah Alba, orang utan albino yang menolak menyerah

Keajaiban putih di jantung Borneo: kisah Alba, orang utan albino yang menolak menyerah

  • Kategori: Mamalia
  • Dipublikasikan: 02 Okt 2025

Oktober, 2 2025-22.25| Redaksi PARAMIDSN

 

 

Surabaya, paramidsn.com -

Di jantung hutan tropis Kalimantan, lahir sebuah fenomena langka yang memikat perhatian dunia yaitu seekor orangutan betina dengan bulu putih seputih salju dan mata biru yang menawan. Ia diberi nama Alba, satu-satunya orangutan albino yang pernah tercatat di dunia. Keberadaannya bukan hanya menjadi bukti keajaiban genetik, tetapi juga simbol perjuangan hidup dan harapan konservasi satwa liar Indonesia.

 

Kehadiran Alba pertama kali tentunya menghebohkan dunia konservasi saat ditemukan pada April 2017 lalu. Saat itu, tim Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation menemukan primata berusia sekitar lima tahun ini di Desa Tanggirang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Kondisinya sangat memprihatinkan dengan tubuh yang lemah, dehidrasi, dan terikat di tangan penduduk setempat. Penampilannya yang berbeda dengan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berbulu cokelat kemerahan segera mengundang perhatian karena dianggap unik dan tak biasa dengan spesies orangutan pada umumnya. Warna bulu pucat dan kulitnya yang sensitif merupakan akibat albinisme yaitu kelainan genetik yang menghilangkan pigmen melanin.

 

Tim BOS segera mengevakuasi Alba ke pusat rehabilitasi Nyaru Menteng untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya yang unik membuatnya lebih rentan terhadap sinar matahari dan menyebabkan fotofobia (sensitivitas cahaya) yang menyulitkannya bergerak lincah di kanopi hutan serta mencari makan. Meski dikenal sebagai orangutan yang pemalu dan kurang aktif, namun Alba tetap menunjukkan semangat bertahan hidup yang luar biasa. Ia menjadi pengingat nyata rapuhnya spesies orangutan Kalimantan yang berstatus Kritis (Critically Endangered), apalagi yang memiliki kondisi langka seperti dirinya.

 

Setelah hampir dua tahun pemulihan, Alba menunjukkan kemajuan signifikan yang terlihat dari kemampuannya memanjat, mencari makan, dan bersosialisasi dengan baik. Pada Desember 2018, Alba dilepasliarkan kembali ke alam liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) agar lebih mudah untuk beradatasi. Kawasan ini dipilih karena dianggap aman dan sesuai untuk kelangsungan hidupnya sebagai orangutan. Pelepasan ini menjadi momen penting sekaligus menegaskan bahwa bahkan individu paling langka sekalipun berhak kembali ke habitat aslinya.

 

Kabar baik terus datang dari TNBBBR. Alba dilaporkan berhasil beradaptasi dengan lingkungan barunya, terbukti saat ia terampil mencari makan, membangun sarang kokoh, menjelajah jauh, dan bersosialisasi dengan orangutan lain yang juga dilepasliarkan. Kisahnya melampaui sekadar cerita tentang kelangsungan hidup seekor primata yang memiliki keunikan tersendiri. Alba kini menjadi simbol global biodiversitas Indonesia dan urgensi perlindungan satwa liar terancam punah yang patut dilestarikan.

 

Hingga kini, Alba terus hidup di rimba Kalimantan sebagai “keajaiban putih” yang menolak menyerah, sekaligus menginspirasi dunia untuk lebih peduli pada keberlangsungan hidup primata langka ini.

 

Penulis : Vivi Yunita 

Editor : Ali Maruf 

Foto By : cnnindonesia.com